Sabtu, 03 November 2012

...21 pebruari 1987 ...

Adalah detik-detik terlahirnya seorang bayi, dimana bayi itu belum mengenal dunia ini. Dunia yang penuh dengan Kekejaman dan Penindasan.... dunia yang penuh dengan Aib dan Dosa...dunia yang penuh dengan Nista.... dunia yang Fana.... Siapakah Bayi itu...??? Bayi itu adalah “ SUKRI ABDULLAH”.
     Sukri Abdullah adalah nama lengkap aku. Aklu biasa dipanggil asukri/suk_ oleh orang tua/keluarga dan teman-teman aku. Aku dilahirkan disebuah Desa yang jauh dari pesisir pantai, yaitu Bale Kecamatan Oba, Kabupaten Halmahera Tengah (Halteng) propinsi Maluku Utara. Aku adalah anak ke VI dari VI bersaudara, dari pasangan ayah: Abdullah Usman (ABRI 732) dan Ibu: Rahia Abd Gani (IRT). Namun ayahku telah dipanggil oleh Sang Pencipta (almarhum) sejak aku berusia 11 bulan. Jadi sampai sekarang aku tidak pernah melihat wajahnya, dan tidah pernah merasakan kasih sayang seorang AYAH. “Kepada siapakah akan kupanggil Ayah dalam hidup ini...????”.
     Aku dilahirkan dalam keluarga yang sederhana yang serba dengan kecukupan, tapi penuh dengan kasih sayang. Namun aku sangat berterina kasih dan bangga kepada Ibuku tercinta. Karena telah mendidik dan m,embesarkan kami anak-anaknya dengan penuh kesabaran, keikhlasan, penuh dengan hambatan dan tantangan serta kasih sayang, apalagi tanpa didampingi oleh seorang Ayah. Dan walaupun kehidupanku penuh dengan kecukupan, namun aku masih bisa setara dengan teman-teman yang lain yang memiliki keluarga yang lengkap, khususnya dalam dalam dunia pendidikan sampai sekarang ini. “....IBU ADALAH AYAHKU....” Karena Beliaulah Ayah dalam hidupku.
     Aku adalah anak yang pendiam dan sangat pemalu, pokoknya selalu tidak percaya diri jika dihadapan orang banyak. Tetapi setelah SMA aku mulai menjadi anak yang periang dan suka membuat teman-teman tertawa dengan berbagai sifat konyol dan unik ku. Waktu kecil aku suka mandi-mandi dan waktu SMA pernah mengikuti PASKIBRAKA sebanyak dua kali sebagai Pengibar Bendera. Itulah kenangan yang tak pernah kulupakan.
     Didusun Bale merupakan tempat tinggalku dari kecil hingga SMA. Didesa itulah aku menghabiskan waktu kecilku bersama orang tua dan keluarga serta teman-temanku. Meskipun pada masa kecil aku selalu membuat kesal dan menyusahkan orang tua, karena terkadang timbul keinginan yang aneh-aneh dalam diriku dan harus segera dipenuhi oleh orang tuaku. Tapi ada satu sifat aku yang paling jelek, kata orang-orang Bale “Cengeng” itulah aku waktu kecilku.Tapi syukurlah sifat jelek ini tidak berlangsung lama teriring dengan waktu dan bertambahnya uswia yang membuat aku menjadi dewasa.
Pada usia 6 tahun, aku menginjakkan kaki di bangku Sekolah Dasar (SD), yakni SD Inpres Bale, setelah lulus, aku melanjutkan di SLTP yaitu MTs.S Nurul Jihad Aketalaga. Sedangkan SMAnya di Madrasah Aliyah Nurul Jihad Aketalaga juga. Namun setelah kelas III, aku pi9ndah ke sekolah Madrasah Aliyah Mareku, Tidore dan lulus pada tahun 2007 dengan nilai yang sangat memuaskan. Setelah itu, aku berhijrah ke Makassar dan sempat mengikuti Ujian Masuk Bersama (UMB) di UNHAS, namun tidak berhasil, aku mengikuti lagi SPMB di Unhas, namun lagi-lagi gagal lagi. Meskipun demikian, aku tidak kecewa karena aku berfikir bahwa manusia hanya berusaha sedangkan Allah-lah yang menentukannya. Aku tidak pernah membayangkan untuk kuliah dijurusan Farmasi terutama di STIFA Makassar. Karena waktu kecil aku bercita-cita menjadi seorang dokter atau Guru. Tapi Allah telah menentukan jalan hidupku untuk kuliah di STIFA Makassar. Di STIFA, aku sering menemui-menemui kesulitan-kesulitan dalam menjalani hari-hariku di Farmasiku, tapi syukurlah ada keluarga dan teman-teman yang sangat peduli dan setia memberikan semangat serta dukungan yang luar biasa agar aku tetap manjalani hari-hari selama menempuh pendidikan di Farmasi yang setiap malam harus begadang mengerjakan laporan dan tugas-tugas lainnya, hari liburpun tidsak berlaku bagiku. Hari-hariku seperti terenggut oleh laporan dan tugas-tugas yang tak kunjung usai. Keluarga terutama Ibuku juga teman-teman yang selalu membantuku untuk tegar dan tetap tersenyum walaupun hidup ini terasa berat.
     Awal yang sulit sangat melelahkan, menjadi mudah adalah impian. Tetapi aku yakin kesulitan sangat berarti karena kemudahan tak akan selamanya bermakna. Kesabaran dan keikhlasan sangat dibutuhkan dalam Farmasi, meskipun kadang sulit dan membuat goyah, tapi aku tetap semangat walau teman-teman seperjuangan satu per satu menghilang, sehingga samp[ai sekarang ini aku tetap bertahan. Ini adalah garis hidup yang harus kujalani. Hidup adalah pilihan dan aku telah memilihnya sendiri. Maka yang harus kuat menjalani adalah diriku sendiri. Sesudah kesulitan pasti ada kemudahan.
     Aku berharap semoga di STIFA Makassar ini aku dapat menggapai cita-citaku dimana harapanku dari kecil adalah “ Ingin merubah hidup dan kehidupan yang bermanfaat bagi aku dan bermanfaat bagi orang lain “.
Bait-bait yang menjadi penyemangat for me and My friends:
Apakah masih ada waktu esok....??
Apakah masih ada harapan untuk hari esok....??
Apakah kita masih tetap bersama menjalani kehidupan ini....??
Apakah semua orang mampuh bertahan dihari ini dah tak ada lagi hari esok....??
Dan apakah aku dan semua orang bisa bertahan....??
Jawabannya hanya ada pada diri kita sendiri yang terlalu banyak memuntut pada diri kita. Dan solusinya juga ada pada diri kita. Kita hidup berarti kita siap menjalani hidup, baik sekarang, esok maupun yang akan datang. Apapun rintangan dihari esok semua ada titik penghabisan karena hari esok pasti berlalu. Biarkan hari-hari berlalu seiring dengan gemerciknya suara hujan, angin yang tak henti-hentinya bertiup menghembus hawa-hawa kesejukkan, Debu-debu yang mengotori jalan-jalan kehidupan, dan cahaya yang selalu setia menerangi didalam kegelapan.... Cuman ada satu harapan yang pasti dalam hatiku:
Semangat, kesabaran, do`a dan kejujuran dalam mengarungi kehidupan in,
..........BADAI PASTI BERLALU.........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar