Sabtu, 03 November 2012

“KAMPUNG HALAMANKU TAK TERLUPAKAN

Ditengah malam yang sunyi, waktu menunjukkan pukul 02.15 WITA. Diluar sana bagaikan di tengah hutan belantara, `gak ad satupun yang berlalu-lalang. Jangankan kendaraan, binatang malam seperti Kelelawarpun `gak ada satu yang terlihat. Sepertinya mereka semua berada dalam sangkarnya. Disekeliling semuanya telah menghentikan seluluh aktivitasnyadan beristirahat dengan nyenyak bagaikan hidup tanpa beban.
Namun dikamar yang kecil (sempit) ini, kuterbaring pasrah diatas tikar biru tanpa ranjang maupun kasur, hanya bantal sambil menatap langit-langit kamar yang kusam seakan menerawang jauh ke luar angkasa. Sesekali kupalingkan tubuhku kekanan, kekiri, kemudian terlentang seperti semula. Gelisah `gak bisa tidur. Entah kenapa.....????
Dengan sadar, kubangun dari tidur itu dan kucoba mencari aktivitas dengan tujuan agar dapat membuat ku ngantuk biar bisa tertidur. Tapi nyatanya `gak berhasil juga. Kucoba kedapur dan kubuat secangkir kopi, kunikmati dengan sebatang rokok Classmail didalam kamar itu sambil kusandarkan tubuh ini kedinding dengan perlahan.
Dinding kamar yang berdiri kokoh berwarna putih kecoklatan dan kusam bagaikan kain putih yang baru saja dicelupkan di lumpur, karena sekian tahun rumah ini ditinggalkan oleh pemiliknya dan `gak ada yang membersihkan (merawatnya). Dialah yang menjadi saksi dan mengetahui hari-hariku dikamar ini.
Dalam sandaranku, kuterdiam dan membisu sambil meneguk kopi dan sesekali menghirup asap rokok yang mungkin `gak berguna ini.
Dalam lamunanku, tiba-tiba kuteringat kampung halamanku yang tercinta tempat kelahiranku. Dimana tempat bermain dengan teman-teman waktu kecil, tempat menghabiskan masa kanak-kanak dan remajaku, dan tempat berkumpul serta bersenda gurau sama Mama dan keluarga. Tapi.... tapi kini aku jauh dari teman-teman sepermainanku dulu, jauh dari Mama tercinta, jauh dari keluarga, jauh dari semuanya. Kini semuanya itu hanya tinggal kenangan. Ingin rasanya kembali dan berkumpul kayak dulu lagi. Tapi aku jauh... jauh...jauh... dah jauh dari semuanya. Hanya dari kejauhan aku menginginkannya, dari kejauhan aku mengharapkan, dan dari kejauhan pula aku mengenangnya. Hanya tetesan airmatalah yang menjawab semua itu.
Tiba-tiba jari tengah dan telunjukku terasa panas dan panas sekali. Rasa itu melenyapkan lamunanku. Dengan secepatnya kulihat kearah jariku yang panas itu, ternyata rokok yang ada diantara kedua jari tersebut telah terbakar habis sampai kepuntung/sepahnya hingga membuat jari ini hampir saja terbakar.
Kulirikkan mataku kearah arloji yang ada dipergelangan tanganku, `gak terasa waktu telah menunjukkan pukul 04.15. Dan `gak lama kemudian, berselang beberapa menit terdengar suara Adzan dikumandangkan di Mesjid yang begitu indah dah merdu pertanda telah tiba waktu Sholat Shubuh.
Dengan perlahan dan tanpa ragu, kubangkit dari sandaranku dan bergegas kebelakang untuk berwudhu. Dalam perjalananku ke Mesjid memenuhi panggilan-Nya, kumulai bertemu dengan tetangga-tetangga dan bersama-sama melaksanakan Sholat secarah berjama`ah.
Setelah Sholat. Setiba dirumah (kost/kontrakan), kembali dikamar itu pikiranku terasa tenang, dan, seakan `gak ada apa yang terjadi sebelumnya. Karena semalaman `gak tidur, dan kebetulan hari itu hari libur (Minggu) Aktivitas Kuliah `gak ada, kucoba rebahkan tubuhku kembali ketikar itu dan `gak terasa aku mulai ngantuk dan akhirnya mata ini terpejam lalu tertidur dengan lelap/nyenyak.


pada 4 Juli 2012 pukul 17:35 ·
Makassar, 25 Desember 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar